Senin, 10 Mei 2010

REPORTASE PELATIHAN IBUPI HARI PERTAMA

Bismillahirrahmanirrahiem
Reportase pelatihan hari ini disampaikan oleh saya, Roisah Nurul Jannah
Tepatnya hari jumat tanggal 7 Mei 2010 pukul 07.30 bertempat di gedung LPPM lantai 1, IBUPI mengawali sebuah pelatihan dengan pembukaan oleh Ibu Lelly sebagai Koordinator dari IBUPI sendiri. Kemudian beliau mempersilahakan kepada tamu sambutan yang telah hadir untuk menyampaikan sambutannya, diantaranya oleh Prof. Sumarto selaku pimpinan LPPM yang menaungi IBUPI, beliau menyampaikan betapa pentingya sebuah kedisiplinan dan keberanian mengambil resiko sebagai modal untuk jiwa-jiwa entrepreuner. Selanjutnya, sambutan yang kedua diberikan oleh Pak Ade sodikin selaku sekretaris dari LPPM yang menyampaikan bahwa hari ini Indonesia membutuhkan banyak entrepreneur yang bisa mengantarkan Indonesia pada sebuah persaingan yang lebih gobal. Kemudian, ibu Lelly mempersilahkan kepada Pak Ridwan sebagai salah satu Tim inti dalam IBUPI & pemberi materi dalam training ini, untuk menyampaikan beberapa hal terkait agenda Training motivasi & kewirausahaan yang diselenggarakan oleh IBUPI ini. Terakhir adalah sambutan yang diberikan oleh koordinator penyelenggara, yaitu ibu Farida Sarimaya yang menyampaikan rasa terimakasih dan kebahagiaannya atas terselenggaranya agenda ini. Dengan demikian, secara resmi, Training motivasi dan wirausaha Inkubator Bisnis UPI telah dibuka.
Sebuah pepatah mengatakan, tak kenal maka tak sayang. Dalam konteks ini, hal tersebut juga berlaku dalam pelatihan ini. Masih banyak diantara peserta yang belum saling mengenal, maka dengan idenya yang selalu memukau, Pak Ridwan mengajak peserta training untuk saling memperkenalkan dirinya dengan sebuah simulasi korek api. Lamanya pembicaraan peserta yang tengah memperkenalkan diri ditentukan oleh nyala api yang dinyalakan oleh setiap peserta saat memperkenalkan diri dengan karakter uniknya masing-masing. Jelas, simulasi ini memberi hikmah bahwa setiap manusia memiliki strategi kecermatan menggunakan waktu & memperkenalkan diri dengan hal positif yang diakuinya sendiri dan dengan karakter itulah mereka mengenalkan dirinya kepada dunia.
Beberapa agenda selanjutnya, yang dilakukan pada hari kemarin adalah:
1. Kontrak belajar atau aturan kelas yang disepakati secara bersama dengan tujuan untuk mengadakan dan membiasakan peserta calon entrepreuner agar lebih disiplin & menghargai waktu..
2. Knowing me – knowing you dengan teori Johari Window. Sebuah cara mengenal dan memperkenalkan diri kepada orang lain denga konsep 4 lubang jendela. Dengan simulasi ini, peserta tidak hanya mampu mengenal diri menurut dirinnya sendiri, melainkan peserta mampu memahami dirinya atas panilaian orang lain
3. Karakteristik wirausaha. Dengan sebuah kuisioner atau angket KKP [karakter kewirausahaan pribadi], peserta dapat mengenal karakter wirausahanya masing-masing. Disampaikan bahwa kuisioner ini, nyaris selalu tepat 80%, sehingga dengan demikian setiap peserta mampu menganalisis apa saja karakter yang harus dipertahankan dan yang mana saja karakter yang harus diperbaiki sebagai seorang entrepreneur.
4. Dart game/ Risk game. Sebuah silmulasi kelompok yang menantang peserta dengan modal berjuta-juta. Simulasi ini sebagai latihan untuk menguji nyali calon enterprener. Tentang bahwa bagaimana seorang enterpreneur saling bertanggunjawab untuk mengatur dan memajukan perusahaan timnya, strategi perusahaan dalam persaingan dan tentu saja keberanian mengambil resiko.
5. Eksplorasi ide bisnis yang diawali dengan Brain storming. Secara berkelompok pula, dalam waktu 5 menit peserta diharuskan untuk mencari dan menemukan berbagai ide bisnis sesuai dengan gambar yang ditunjukan oleh trainer. Hal ini memperlihatkan bahwa setiap entrepreuner tidak mempunyai alasan untuk tidak menemukan ide untuk memulai berbisnis.
Training IBUPI pertama, hari jumat tanggal 7 Mei 2010 berakhir pukul 18.30 WIB,
Demikian reportase hari ini, selamat menikmati berbagai materi semoga bermanfaat dan bernilai positif. Terimakasih.

Sabtu, 08 Mei 2010

Pelatihan IBUPI LPPM UPI 07-12 Mei 2010

Reportase
Bandung, 9 Mei 2010

Reportase hari ini, Minggu 9 Mei 2010 akan disampaikan langsung oleh Lia Meliani.
Hari Sabtu tanggal 8 Mei 2010 merupakan hari kedua dari rangkaian penyelenggaraan pelatihan IBUPI LPPM yang akan berlangsung selama enam hari. Setelah sehari sebelumnya dilakukan pembukaan kegiatan secara simbolis yang kemudian dilanjutkan dengan pemberian materi dari trainer melalui game ataupun simulasi yang menarik, maka pada hari kedua ini baik semangat peserta, trainer maupun materi yang diberikan tak kalah menariknya juga dibanding hari pertama kegiatan.
Kegiatan pada hari kedua ini diawali dengan pembacaan reportase acara hari sebelumnya dan reportase bisnis yang dibacakan oleh Teh Oi dan Kang Herman. Untuk memohon ridho Allah SWT dalam kelancaran acara, dilakukan doa bersama untuk mengawali kegiatan pelatihan.
Seperti sehari sebelumnya, selalu ada saja ide kreatif dari trainer untuk memulai kegiatan dengan game seru yang membakar semangat peserta di pagi hari. Game tersebut dinamakan tembok rubuh, dimana dalam game tersebut setiap peserta saling berhadapan dengan pasangannya masing-masing, kemudian saling menjatuhkan diri secara bergantian. Ketika yang satu menjatuhkan diri, maka yang lainnya harus siap menangkap tubuh pasangan kita. Pada saat kita akan menjatuhkan diri, kita harus yakin bahwa pasangan kita akan menangkap tubuh kita dengan baik. Begitupun sebaliknya. Game tersebut menunjukkan kepada kita bahwa dalam menjalani sebuah bisnis kita harus mampu membangun kepercayaan dengan mitra kerja caranya yaitu dengan terlebih dahulu mempercayai mereka, baru kemudian mereka akan mempercayai kita.
Selanjutnya trainer menjelaskan materi mengenai cara menemukan ide usaha yang sebenarnya sudah menumpuk di pikiran kita namun karena ide tersebut terlalu banyak, sehingga acapkali membuat kita tidak fokus dan sulit untuk memilih bisnis mana yang layak untuk dijalankan. Untuk menemukan ide-ide usaha digunakan suatu analisis ide atau micro screening, berupa sebuah tabel yang terdiri dari jenis ide usaha, variabel pengukur, skala skor, yang kemudian dijumlahkan. Layak atau tidaknya jenis ide usaha yang akan dijalankan tergantung dari jumlah keseluruhan variabel. Pada sesi ini, setiap peserta diminta untuk membuat micro screening untuk menganalisis ide-ide usaha yang ingin dijalankan.
Penjelasan berlanjut ke materi mengenai analisis SWOT (Strength, weakness, opportunity, and threats) yang merupakan analisis usaha dari segi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman usaha. Untuk memperdalam materi mengenai analisis SWOT ini, peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompok menganalisis suatu usaha yang akan atau sedang dijalankan berdasarkan keempat aspek tadi yang kemudian hasil analisisnya dipresentasikan.
Sebagai ice breaking, trainer kembali menghadirkan game ke tengah-tengah peserta. Lagi-lagi, game yang diberikan rupanya tidak hanya sekedar game, tapi memiliki makna di dalamnya. Kali ini trainer memberikan game dimana dalam game tersebut setiap peserta harus mencari parter untuk saling mengungkapkan cerita yang benar terjadi dan cerita yang direkayasa. Di sinilah kita dituntut untuk menebak mana cerita yang benar dan mana cerita yang direkayasa. Dalam bisnis pun seperti itu, kita harus bisa menilai orang yang akan menjadi mitra kerja kita, apakah orang itu baik atau tidak, jujur atau tidak dan sebagainya. Karena hal itu akan sangat menentukkan bagaimana perjalanan bisnis kita ke depannya.
Kemudian peserta diajak untuk melakukan simulasi bisnis. Dimana beberapa orang dari peserta menjadi penjual dan sebagian lainnya menjadi pembeli. Dalam simulasi tersebut saya menangkap beberapa hal yang penting bagi seorang penjual yang diposisikan sebagai pelaksana bisnis, diantaranya adalah sebelum memulai bisnis, kita harus melakukan suatu market research atau suatu pemantauan terhadap pasar. Selain itu, jika terjadi penurunan daya beli konsumen, maka penjual harus memasang strategi untuk menarik kembali konsumen agar tetap bisa menikmati produk usaha kita, caranya bisa dengan diskon atau marketing mix yang dipengaruhi juga oleh 4P (price, promotion, product, place).
Di akhir acara, trainer menghadiahkan peserta dengan sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang mengasah kembali kemampuan matematika peserta. Sungguh unik, karena ada beberapa dari peserta yang kebingungan dalam mengisi soal, termasuk saya sendiri. Sementara itu, dijelaskan pula mengenai komponen-komponen yang terdapat dalam business plan. Namun karena keterbatasan waktu, maka pembahasan mengenai business plan hanya diberikan secara garis besarnya saja.

Rabu, 14 April 2010

kesan selama 2 bulan

IBUPI merupakan sumber inspirasi,,,!! Selama saya kuliah tiga tahun di Jurusan Sejarah UPI namun selama itu saya tetap merasa berada pada zaman “The Dark Age” namun setelah terjerumus kedalam Lingkaran IBUPI LPPM UPI, Alhamdulillah… Saya mendapat “Aufklärung” dan memiliki usaha yang siap dan sedang dibangun untuk masa depan melalui bimbingan dari choaching kompeten yang sudah menjadi sebuah kebutuhan. Saya sudah buktikan, bagaimana dengan anda?

Rabu, 03 Maret 2010

Mentoring ke 4

waduh bingung mau bicara dari mana tapi yag pasti dan yang saya masih ingat tentang mentoring tadi sinag itu yang begitu menyenangkan dan happy..pertama materinya ttg bussines plan banyak istilah juga yang dibicarakan sama beliau (the mentor kita "pak Ridwan") seperti customer retention, pokoknya banyak lagi deh tapi lupa cara nulisnya hehehe...tapi semenjak dapat materi tadi pagi jadi semangat buat bikin Bussines plan. wah pokoknya bener apa yang dikatakan beliau tadi pagi "supaya bersemangat kita harus menyemangati orang lain dulu maka kita pun akan bersemangat". gaya beliau dalam menyampaikan materi itu yang saya acungin jempol trus lagi gaya khas berbicara yang suka pake bahasa sunda. bagi temen-temen yang mau mandiri dalam segi finansial, nambah pengalaman, nambah ilmu dan nambah temen ayo gabung di IBUPI LPPM gratis kok...... ok!

Selasa, 02 Maret 2010

Restu Lestari (Pengrajin Boneka dan Tas Panda)

Restu Lestari (Pengrajin Boneka dan Tas Panda)
Oleh: Angga Yudistira Permana

UKM ini berada di Jalan Sayati Hilir No. 325 RT 01 RW 08 Desa Sayati Bandung. Pemilik dari UKM ini adalah Bapak Elan Ruslandi. UKM ini merupakan industri kelas menengah yang menghasilkan boneka dan tas panda. UKM ini memperkejakan tujuh orang karyawan. Ruang produksinya memiliki luas sekitar 70 meter persegi. Jumlah boneka dan tas panda yang dihasilkan oleh UKM ini per minggunya rata-rata mencapai 300 buah.
Omzet yang diterima oleh UKM ini selama satu bulan sekitar 20-30 juta rupiah, dengan keuntungan bersih sekitar 5 juta rupiah per bulan. Daerah pemasaran boneka dan tas panda yang dihasilkan oleh UKM ini selain di pulau Jawa antara lain, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Sistem pemasarannya adalah pesan – produksi – kirim. Jadi jika tidak ada pesanan, tidak ada produksi. Hal inilah yang membuat produksi boneka dan tas panda kurang berkembang.
UKM ini pernah berjaya pada saat dimana film kartun Spongebob menjadi tontonan yang paling diminati oleh anak-anak. Banyak pesanan yang meminta boneka berdasarkan tokoh-tokoh dari film kartun tersebut. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, film kartun Spongebob mulai kurang diminati lagi yang berakibat UKM ini menjadi lesu.
Namun, dengan hadirnya film animasi Ipin dan Upin, produksi boneka UKM ini mulai kembali menggeliat. Banyak pesanan yang datang dari berbagai daerah di Indonesia agar UKM ini memproduksi boneka Ipin dan Upin beserta kawan-kawannya.
Banyak permasalahan yang dialami oleh UKM ini. Permasalahan yang pertama adalah manajemen yang buruk. Hal tersebut bisa dilihat dari penuturan sang pemilik yang mengakui bahwa masih kurang fasih dalam hal pembukuan. Permasalahan yang kedua adalah cara produksi yang masih sederhana dengan sistem gunting – jahit – tempel asesoris. Hal tersebut mengakibatkan jumlah produksi boneka yang kurang maksimal sehingga kalah oleh produk-produk Cina, yang masuk setelah ACFTA, yang begitu banyak dan harganya pun sangat murah. Permasalahan yang ketiga adalah banyaknya dana bantuan hibah dari pemerintah yang hangus sebagian ditengah jalan. Permasalahn-permasalahan tersebut pada akhirnya membuat UKM ini menjadi sulit untuk berkembang dan bersaing dengan produk-produk yang datang dari luar negeri.

Senin, 01 Maret 2010

IBUPI LPPM UPI

SEJARAH SINGKAT IBUPI (INKUBATOR BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA) LPPM UPI
Manusia adalah mahluk sosial, yang dalam kehidupnya tidak bisa sendiri oleh karena itu ia memerlukan kelompok. Kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia. Tiap hari manusia akanterlibat dalam aktivitas kelompok. Demikian pula kelompok merupakan bagian dari kehidupan organisasi. Dalam organisasi akan banyak dijumpai kelompok-kelompok ini. Hamper pada umumnya manusia yang menjadi anggota dari suatu organisasi besar ataupun kecil adalah sangat kuat kecenderungannya untuk mencari keakraban dalam kelompok-kelompok tertentu. Dimulai dari adanya kesamaan tugas pekerjaan yang dilakukan, kedekatan tempat kerja, sering berjumpa, dan barangkali adanya kesamaan kesenangan bersama maka timbulah kedekatan satu sama lain. Mulailah mereka berkelompok dalam organisasi PIBUPI.
PIBUPI (Pusat Inkubator Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia) merupakan sebuah organisasi mahasiswa UPI yang didalamnya mencangkup kegiatan-kegiatan mentoring pendidikan bisnis yang bertujuan untuk membekali mahasiswa UPI yang memiliki jiwa wirausaha tinggi agar mereka siap dan mampu mandiri serta memiliki skill bukan hanya kemampuan untuk menjadi tenaga pendidikan tetapi juga menjadikan nilai plus bagi dirinya dalam melakukan kegiatan bisnis baik itu dalam sekala kecil maupun besar. Mahasiswa UPI diharapkan setelah ia memiliki ilmu pendidikan khususnya cara mengajar dan mendidik siswa ditambah lagi dengan ia memiliki ilmu bisnis mahasiswa tersebut bisa menjadi seorang lokomotif dimana pun ia berada agar senantiasa menjadi seorang mentor untuk masyarakat pada umumnya.
PIBUPI sendiri merupakan organisasi kecil dibawah LPPM UPI (Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat) yang dirintis oleh salah seorang mentor pendidikan bisnis yang bernama Muhammad Ridwan yang sudah berpengalaman dalam bidangnya khususnya dalam urusan KUKM (Kelompok Usaha Kecil Menengah) yang kini menjadi program andalan pemerintah dalam mendongkrak usaha ekonomi kecil dalam tataran masyarakat. Muhammad Ridwan juga di damping oleh salah satu dosen UPI dari Jurusan Pendidikan Sejarah yang bernama Lely Yulifar yang mengajarkan mahasiswa mengenai ilmu-ilmu sosial khususnya dalam bidang sosiologi dan antropologi pembangunan, dan anggotanya adalah mahasiswa dan mahasiswi yang benar-benar memiliki minat wirausaha yang tinggi serta peduli dengan pembangunan masyarakat.
PIBUPI merupakan wadah yang tepat dan mempersatukan mereka, disini terlihat bahwa adanya tujuan yang sama yang benar-benar mempersatukan mereka. LPPM sudah jelas merupakan lembaga didalam kampus UPI yang bertugas sebagai penyalur pengabdian pada masyarakat, Muhammad Ridwan memiliki kepedulian sosial yang tinggi dan memiliki jiwa bisnis yang sangat baik, Lely Yulifar sebagai dosen yang memiliki kemampuan motivasi yang baik karena sebagai pengajar ia juga memiliki tugas sebagai pendidik bagi mahasiswanya yang akan mencetak calon-calon guru agar memiliki mentalitas pembangunan serta mahasiswa UPI yang memiliki semangat belajar tinggi dan mempersiapkan diri untuk terjun langsung dan berperan aktif dalam pembangunan SDM dimana ia tinggal.
Tanggal 20 Januari 2010 tepatnya di LPPM UPI, dua inisiator ini yaitu Muhammad Ridwan dan Lely Yulifar menyampaikan gagasan kreatifnya kepada pimpinan LPPM UPI dan mendapatkan respon yang positif karena memiliki tujuan pembangunan untuk mahasiswa UPI dalam memberikan pendidikan keterampilan untuk dirinya dan masyarakatnya. Dengan diberikannya fasilitas ruangan organisasi yang cukup memadai untuk melakukan aktivitas kerja dan berdiskusi untuk mengembangkan organisasi tersebut agar menjadi organisasi yang besar dan sangat berkontribusi besar pula untuk membangun UPI menjadi Universitas Pelopor dan Unggul yang bukan hanya “selogan” saja. Tentunya dengan lahirnya sebuah organisasi ini yang berada dibawah LPPM merupakan sebuah organisasi pendidikan yang akan mencetak calon pendidik untuk menjadi seorang coach atau pelatih bagi dirinya sendiri dan masyarakat dalam bidang bisnis untuk mengembangkan perekonomian masyarakat dalam sekala kecil maupun menjadi seorang pelatih untuk perusahaan besar di masa yang akan datang.
Inkubator ini merupakan istilah yang dijadikan sebagai proses pendidiakn untuk calon pelatih bisnis, inkubator merupakan alat untuk menetaskan telur-telur ayam. Telur-telur itu diibaratkan sebagai mahasiswa UPI yang diinkubator (dilatih/diberikan pendidikan bisnis) baik itu di ruang kelas maupun di lapangan dengan cara menerjunkan mahasiswa untuk terlibat langsung dan mencari permasalahan serta data-data di lapangan tempat usaha masyarakat. Dengan pengalaman tersebut diharapkan menjadi bekal bagi mahasiswa untuk menjadi seorang pendidik yang professional baik dalam disiplin ilmu yang mereka kuasai dari hasil perkuliahan juga mendapatkan skill dalam mengajarkan atau melatih masyarakat untuk pembangunan ekonomi bisnis dari hasil pelatihan di PIBUPI.
Sampai saat ini PIBUPI mendapatkan respon positif dari LPPM maupun kalangan mahasiswa UPI sendiri karena memiliki sifat yang positif dalam membangun skill mahasiswa secara berkesinambungan, karena hal itu merupakan misi PIBUPI untuk melatih mahasiswa UPI dalam bidang bisnis secara continue yang bukan merupakan kegiatan “musiman”. Diharapkan pula organisasi PIBUPI ini mendapatkan respon baik dari pihak rektorat UPI sebagai program bantuan maupun DIKTI sebagai lembaga tinggi kampus dan negara.
Begitulah kurang lebihnya sejarah singkat dari berdirinya PIBUPI yang memang terlahir dari kepedulian dan niat yang tulus dari orang-orang yang memiliki jiwa peduli sosial yang tinggi dan semangat belajar yang tinggi dari mahasiswa dalam pembangunan pendidikan dan perekonomian bagi mahasiswa UPI dan masyarakat pada umumnya. Harapan kami semoga organisasi ini dilindungi oleh Yang Maha Kuasa serta dimudahkan dalam segala aktivitasnya. Terima kasih.